"Cinta Sebagai Sahabat"
Suatu yang indah dalam renungan nyata bagai cinta yang tak ada akhir. Cinta memang indah namun penuh derita bagi yang tak mengerti cinta. Kisah ini adalah inspirasi nyata dalam mengungkap rahasia yang lebih indah walaupun dalam penolakan cinta.
Cinta pertama yang dialami Agus pada seorang yang bernama Siti sangat indah namun membawa derita bagi Agus namun entah kekuatan darimana dia mampu menerima kenyataan bahwa Siti memilih untuk menjadi sahabat.
Awal cinta yang indah berawal dari senyum Siti pada Agus yang mempesona yang membuat Agus jatuh cinta. Waktu itu memang masih terlalu dini untuk mengatakan cinta yang akhirnya membuat Agus mememdam cinta pada Siti.
Satu hal yang membuat Agus semakin suka padanya ketika dia berkata :“Apa sayang” pada Agus waktu itu. Namun Agus tak menjawab seakan termenung karena tak menyangka dia akan berkata seperti itu.
Waktu telah berlalu walaupun masih bertemu waktu itu namun terasa cinta semakin menggebu di hati Agus pada Siti yang ada dalam hatinya. Ini terjadi walaupun Siti tak tahu atau mungkin belum tahu. Walau terasa perih di hatinya menjalani cinta tanpa ada kepastian. Bahkan ini terjadi sampai Agus lulus sekolah dia belum mengatakan kepadanya.
Suatu ketika Agus agak tertekan memendam cinta yang ia simpan. Dia pergi ke rumah paman. Di rumah inilah satu kejujuran mulai terungkap walau sempat ada canda namun sesuatu menuju kejujuran cinta. Karena saat itu Agus ingin sekali berbuat jujur atas apapun awalnya masih bercanda namun kian serius dan akhirnya Agus curhat.
Agus bilang : “Aku lagi pengin jujur nih om dari dulu kan aku kadang ga juju” katanya sambil duduk santai.
Paman : “Em itu bagus, tapi boleh Paman Tanya sesuatu?”
“Boleh, apa” : Jawabnya spontan karena belum tahu apa yang hendak ditanyakan.
“Kalau emang kamu mau jujur Paman mau Tanya siapa cewek yang kamu sanyangi?” Tanya Paman.
Agus pun kaget dengan pertanyaan dari pamannya dengan sangat malu dia berkata walau hanya menjawab dengan nama ayahnya : “Aku suka ma anaknya Bapak Tono”.
Malam itu langsung jadi malam yang tak terlupakan bagi Agus, malam yang penuh kejujuran tentang cintanya.
Namun sepertinya hal yang terduga terjadi rahasia cinta ini lama-kelamaan tersebar oleh orang lain yang tahu. Bahkan membuat Agus bingung dan tentu hal ini tidak baik kalau sampai Siti tahu dari orang lain.
Akhirnya Agus memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan walaupun terlalu lama tidak diungkapkan pada Siti. Saat itu sudah lulus SMA sudah beberapa hari baru dia mengungkapkannya saat dia akan pergi jauh. Di rumahnya Agus mengungkapkan perasaannya.
Sit … aku sebenernya cinta sama kamu, kalau kamu gimana?” ungkap Agus.
“Tapi gimana ya…mas sebenernya aku lagi ga ingin pusing mikirin cinta, aku mau focus kerja mas, maaf aku ga bisa terima cintamu, dari dulu kan kita dah jadi temen ya mending kita sahabatan aja gimana?” Jawab Siti.
Saat itu Agus bingung dan tidak banyak bicara dia hanya menjawab.
Agus : “ya udah kalo gitu, emang ga mau sekolah lagi?” bertanya walau dihati terasa tak karuan.
“Habisnya capek mas mikir terus” sahut Siti.
Tak selang beberapa lama percakapan masih terus berlanjut, namun karena waktu sudah terlalu lama di rumahnya Agus memutuskan untuk pulang walau dengan berat hati dia menerima. Suatu yang luar biasa yang bisa menerima walau sakit dalam diri. Dia bisa menerima karena suatu hal yang ditanamkan dalam diri bahwa Cinta itu dalam dua kondisi yang berbeda kadang bahagia kadang duka, awal cinta adalah suatu penerimaan atas perbedaan, Maka kita harus menerima kenyataan, kadang mereka mengatakan cinta namun mereka jika sudah ada kesalahan yang diperbuat kekasinya,lalu mengatakan benci padahalkan awal cinta adalah suatu penerimaan atas perbedaan, jika memang harus berpisah berpisahlah dengan baik, jadilah sahabat itu jauh lebih indah daripada menjadi musuh. Luar biasa sikap Agus ini, menginspirasi hidup dalam cinta, kini dia menjadi sahabatnya dan mungkin itu yang terbaik. Cinta yang indah dari sekedar pacaran.
0 komentar:
Posting Komentar
Isikan komentar Anda di sini